Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Saturday, December 1, 2007

Air Kehidupan

"Kami defisit keuangan."
Keluhan senada terlontar dari beberapa pengurus komunitas. Pemasukan komunitas seret, sementara pengeluaran membludak. Bagaimana mengatasi defisit keuangan?
Seorang ketua komunitas susah payah mencari teks Kitab Suci tentang kolekte. Ia lalu membacakannya keras-keras dari podium Gereja. Harapannya umat akan merogoh kantong mereka lebih dalam.
Sebagian lagi membentuk tim fundraising dan mulai menggalakkan pencarian dana.
Sebagian pengurus melakukan kebijakan kegiatan. Mereka sementara waktu menonaktifkan beberapa aktivitas yang menjadi lumbung pengeluaran.
Saya agak jarang ditanya soal mengatasi defisit keuangan komunitas. Meski demikian saya melakukan observasi yang barangkali pantas diperhitungkan.
Pertama, kolekte itu mengandaikan generosity.
Kedua, generosity itu sulit tumbuh kalau kita hanya berpikir "Uang yang saya berikan itu harus kembali kepada saya dalam bentuk apa pun."
Ketiga, kalau Engkau hendak memberikan kolekte kepada Tuhan, sikap dasar ini pantas kita miliki. "Berikan pada Tuhan yang kamu sisihkan dari kepunyaanmu. Jangan berikan sisa kepada Tuhan."

Sumber dokumentasi:
www.galleryone.com/images/christensen/christe...


2 comments:

JennieSBev.com said...

I give just for the sake of giving. Giving without any specific reason sometimes makes more sense. (Jennie S. Bev)

Mutiara Andalas said...

Wah! Ini tingkat tinggi...