Oleh Lk, SAC
Rumah kami sering kedatangan tamu, kapan saja, siapa saja. Setiap kali mereka pulang, suami dan saya selalu antarkan sampai ke luar pintu dan biasanya kami tunggu sampai mereka betul-betul pergi dan aman.
Rupanya dari beberapa teman-teman kami ini, ada yang tanpa kami sadari, dia memperhatikan tingkah laku kami. Sampai suatu hari dia datang kepada saya, dan dengan rasa keingintahuannya bertanya mengapa saya selalu melakukan hal tersebut.
Mula-mula, saya kira dia “ngeledek” saya, karena saya kira ini hal yang lumrah dilakukan orang lain juga. Dia berkata tidak semua orang akan menunggu pada waktu melepas kepergian tamunya, biasanya begitu tamu itu keluar pintu, langsung yang punya rumah tutup pintu, seolah-olah selesai tugasnya dengan tamu itu.
Setelah mendengar keterangan teman ini, barulah saya jelaskan, mengapa saya selalu menghantar tamu dan menunggunya sampai dia pergi.
Saya katakan bahwa
"Semoga Tuhan melindungi kamu di jalan dan selamat sampai di tujuan".
Rupanya dari beberapa teman-teman kami ini, ada yang tanpa kami sadari, dia memperhatikan tingkah laku kami. Sampai suatu hari dia datang kepada saya, dan dengan rasa keingintahuannya bertanya mengapa saya selalu melakukan hal tersebut.
Mula-mula, saya kira dia “ngeledek” saya, karena saya kira ini hal yang lumrah dilakukan orang lain juga. Dia berkata tidak semua orang akan menunggu pada waktu melepas kepergian tamunya, biasanya begitu tamu itu keluar pintu, langsung yang punya rumah tutup pintu, seolah-olah selesai tugasnya dengan tamu itu.
Setelah mendengar keterangan teman ini, barulah saya jelaskan, mengapa saya selalu menghantar tamu dan menunggunya sampai dia pergi.
Saya katakan bahwa
kamu sudah datang ke rumah saya atau kamu sudah antar saya pulang dengan selamat sampai di rumah, sekarang giliran saya, mengucapkan doa:
"Semoga Tuhan melindungi kamu di jalan dan selamat sampai di tujuan".
Apa artinya 1 atau 2 menit saya menunggu kamu pergi kalau dibandingkan waktu yang telah kamu korbankan dan kamu berikan untuk kami sekeluarga.
2 comments:
sungguh sebuah daily wisdom
Post a Comment