Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Friday, February 15, 2008

Tanggapan atas Buku "Come Be My Light: The Private Writings of the Saint of Calcutta"

Keraguan Iman

Sebagian orang terhenyak dengan penerbitan surat-surat pribadi Teresa dari Calcutta. Mereka tak menyangka bahwa Teresa dari Calcutta pernah mengalami saat-saat gelap dalam relasinya dengan rayat miskin dan Allah.

“Dimanakah imanku? Tak ada sesuatu pun, kecuali kekosongan dan kegelapan. Jika ada Tuhan di sana, mohon ampuni aku.”

“Untuk apa aku melakukan karya cinta kasih ini?” [1]

Pribadi-pribadi yang sungguh dekat dengan Teresa Calcutta tak terhenyak dengan kumpulan surat-surat Teresa Calcutta karena ia sendiri tak pernah henti mengungkapkan pergumulannya untuk setia mengasihi Tuhan dan rakyat miskin yang dikasihi-Nya.

“Aku berdarah Albania, berwarganegara India, beriman Katolik, berperikemanusiaan dunia, dan berhati Tuhan.

“Jagalah kegembiraan dalam mengasihi Allah dan silakan membagikan kegembiraan itu dengan pribadi-pribadi di sekitar Anda.”

“Hati yang bersih dapat mengasihi Tuhan dengan kasih tak terbagi.”

Ia menyadari bahwa ia mengalami kesepian seperti orang-orang lain.

“Kita semua mengalami rasa sakit dan kesepian dalam hidup kita. Kita harus memiliki kebesaran hati untuk mengakuinya.”

“Berikan diri Anda sepenuhnya kepada Tuhan. Ia akan berkenan menggunakan kita dengan segala kelemahan untuk mengerjakan hal-hal besar jika kita memiliki kepercayaan lebih besar akan kasih-Nya daripada akan kelemahan-kelemahan kita.”

“Berdoalah sehingga Engkau akan memahami sabda Tuhan, ‘Kasihilah seorang akan yang lain seperti Aku telah mengasihi Engkau.’ Saya mengundang Anda untuk bertanya pada diri sendiri, ‘Bagaimana Yesus mengasihi Aku Apakah aku mengasihi sesama seperti Yesus mengasihi mereka?’ Kita dapat melakukan aksi bunuh diri kita dengan pekerjaan jika kita tidak memiliki kasih. Pekerjaan hanya akan menjadi pekerjaan tanpa kasih. Ia akan jatuh menjadi perbudakan.”


[1] Brian Kolodiejchuk. Ed. Mother Teresa, Come Be My Light: The Private Writings of the Saint of Calcutta (New York: Doubleday Books, 2007).

No comments: