Keberadaban Politik
Václac Havel, yang pernah menjabat presiden di Czeshoslovakia dan kemudian Republik Czech, berhadapan dengan situasi negara pasca rezim otoriter yang berhadapan dengan krisis-krisis baru. Kebencian antar bangsa, kecurigaan, rasisme, dan bahkan embrio Fascisme mengintai negaranya.
Havel melihat para politikus menunjukkan dahaga mereka akan kekuasaan dengan saling sikut lawan politik mereka dan menebar pesona pada rakyat yang kebingungan menentukan pilihan politiknya.
“Bagaimana Anda melihat situasi demikian?”
“Politikus adalah cermin masyarakat. Masyarakat adalah cermin politikus.”
“Apa yang hendak Presiden lakukan dalam situasi demikian?”
“Saya tak hendak ikut-ikutan jadi pialang politik. Saya ingin menjadi politikus yang mengabdi komunitas.”
“Caranya? ”
“Saya ingin mempertautkan kembali politik dan moralitas.”
“Tak sedikit orang menilai gagasan Anda sebagai sekedar mimpi.”
“Saya memulainya dengan diri saya. Aku kemudian menularkannya pada pribadi-pribadi di sekitarku. Akhirnya, pertautan politik dan moralitas harus menjadi keputusan politik.”
“Apakah Anda berhasil mewujudkan pertautan politik dan moralitas?”
“Saya mengalami keletihan, namun tak sampai jatuh pada keputusasaan politik. Jika hati Anda berpaut dengan hati rakyat yang dibela, Anda siap memenuhi panggilan sebagai politikus. Politik sebagai praktek moralitas itu mungkin.” [1]
No comments:
Post a Comment