Yu Yan lahir tanpa mengetahui kedua orang tuanya. Seorang laki-laki lajang menemukannya di atas hamparan rumput. Selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12, diselipkan di bajunya.
Yu Yuan tumbuh sebagai anak miskin. Papanya hanya mampu memberi air tajin. Sejak usia lima tahun, Yu Yuan sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Mereka saling menopang kehidupan. Pada saat dia masuk sekolah dasar, Yu Yuan menunjukkan prestasi belajar yang mengagumkan.
Suatu hari ia mengalami pendarahan dari hidungnya.
“Ia menderita leukimia ganas,“ demikian diagnosis dokter. Papanya menjual segalanya demi keselamatan puterinya.
"Papa saya ingin pulang dari rumah sakit dan meninggal dunia," kata Yu Yuan sambil memegang tangan papanya.
“Yu Yuan ingin mengenakan pakaian baru dan berfoto terakhir bersama papa,” demikian permohonan terakhirnya.
Sorang wartawati Chuan Yuan menuliskan kisah Yu Yuan dan banyak pembaca tergerak oleh kisahnya.
Dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese di dunia telah mengumpulkan 560.000 dollar untuk biaya operasi.
Setelah menjalani operasi fisik Yu Yuan semakin lemah.
"Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawati Fu Yuan.
“Mereka baik hati".
"Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati.”
"Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini dapat dibagikan kepada sekolah saya. Setelah saya meninggal dunia, biaya pengobatan itu hendaknya dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya untuk kesembuhan mereka," pesan terakhir Yu Yuan.
"Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda. Terima kasih adik Yu Yuan,” kata salah seorang anak penerima dana kemanusiaan.
2 comments:
Romo,
Terus ending-nya gimana cerita ini...jadi penasaran? Yu Yuan-nya sembuh atau...?
meninggal dunia....
Post a Comment