Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Friday, March 7, 2008

Mencabut Rambut Singa

Di sebuah desa di kaki pegunungan negara Ethiopia di negara tinggal sepasang muda-mudi yang jatuh cinta dan memutuskan untuk bangun cinta dalam hidup perkawinan.

Mereka menikmati kebahagiaan sebagai suami isteri selama beberapa waktu. Persoalan demi persoalan silih berganti hadir dalam keluarga mereka setelahnya. Situasinya memburuk karena mereka mulai saling tuding, teriak, umpat, dan mendiamkan pasangan.

Merasa gagal menemukan jalan keluar dari persoalan perkawinan, istri akhirnya menjumpai pemuka setempat untuk mengurus perceraian.

“Mengapa? Usia pernikahan kalian belum mencapai usia setahun. Engkau sudah kehilangan cinta suamimu?”

“Kami saling mencintai, namun hubungan kami beberapa waktu terakhir ini semakin renggang.”

“Saya tahu ramuan obat mujarab untuk mengembalikan cinta kalian.”

“Berikan pada kami.”

“Ramuan obat mujarab itu membutuhkan sehelai rambut dari ekor singa yang sangat buas di dekat sungai. Saya ingin kamu membawanya kepada saya.”

“Singa tentu tak pernah akan membiarkan saya mengambil sehelai rambutnya!”

“Engkau harus menemukan jalan untuk mendapatkannya.”

Karena cintanya pada suami, hari berikutnya, istri itu membulatkan tekadnya untuk mengambil sehelai rambut rambut dari ekor ekor singa. Ia bersembunyi di balik dinding batu dan menunggu kedatangan singa. Ia melihat singa mendekati sungai untuk minum. Ia merinding ketakutan dan akhirnya melarikan diri saat melihat taring dan mendengar auman singa.

Hari-hari berikutnya ia membawa segumpal daging untuk singa dan mendekati singa yang menikmati kelezatan dagingya. Hingga suatu ketika ia berhasil mengatasi ketakutannya dan singa mengambil daging dari telapak tangannya. Perempuan itu dengan hati-hati berhasil mengambil sehelai rambut dari ekor singa.

“Saya telah membawa sehelai rambut ekor singa. Sekarang berikan ramuan obat mujarab itu.”

“Kesabaran dan kehendak kuatmu untuk mengasihi suamimu, seperti yang kamu tunjukkan saat mengambil sehelai rambut dari ekor singa, adalah obat mujarab itu.”[1]


[1] Disadur dari William J. Bennett, The Moral Compass: Stories for a Life’s Journey (New York: Simon and Schuster, 1995), 513 – 515.



http://www.ausafari.com.au/lion_hunt_1b_south_africa.jpg

No comments: