Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Saturday, April 19, 2008

Harga Sebuah Mukjizat


Harga Sebuah Mukjizat


Suatu malam Anne, seorang anak berusia 7 tahun, mendengar orang tuanya terlibat pembicaran serius mengenai Andy, adiknya. Adiknya sangat sakit dan kemungkinan besar hanya operasi yang dapat menyelamatkan kehidupannya. Orang tuanya bahkan berencana keluar rumah karena tidak dapat membayar tunggakan tagihan. Mereka juga melihat kemungkinan sangat kecil untuk mendapatkan pinjaman dari bank.

“Hanya mukjizat yang dapat menyelamatkan kehidupannya,” kata orang tuanya sambil terisak.
Anne masuk ke kamar dan mengeluarkan tabungan rahasianya. Ia menghitung dengan sangat hati-hati tabungannya. Ia bahkan menghitungnya tabungannya tiga kali agar tidak sampai salah hitung.

Ia lalu menyimpan uangnya dalam tas dan berjalan menuju apotik terdekat.

Penjaga apotik sibuk ngobrol dengan seorang laki-laki. Karena tidak juga mendapatkan perhatian, Anne akhirnya memberanikan diri berdiri diantara dua laki-laki itu.

“Apa yang kamu inginkan? Saya sedang bicara dengan saudaraku laki-laki dari luar kota yang lama tak kujumpai.” tanya petugas apotik setengah dongkol.

“Anne ingin bicara denganmu mengenai saudara laki-lakiku. Ia sakit keras dan aku membeli sebuah mukjizat.”

“Mukjizat? Apotik ini tidak menjual mukjizat.”

“Nama adikku Andy. Sesuatu tumbuh di kepalanya dan ayah bilang hanya mukjizat yang dapat menyelamatkan hidupnya. Berapa harga sebuah mukjizat?”

“Apotik hanya menjual obat-obatan, bukan mukjizat.”

“Saya memiliki uangnya. Jika uangnya tidak mencukupi, saya akan menutupi kekurangannya. Berapa harga sebuah mukjizat?”

“Mukjizat apa yang dibutuhkan adikmu?” tanya saudara penjaga apotik.

“Saya tidak tahu.”

“Berapa uang yang kamu punyai?”

“Rp. 15.000.”

“Aku ingin pergi ke rumahmu untuk berjumpa dengan orang tua dan adikmu. Aku ingin mengetahui mukjizat yang engkau butuhkan untuk adikmu.”

Laki-laki yang menggandeng tangan Anne itu adalah seorang ahli bedah otak. Ia langsung membawa Andy ke rumah sakit dan mengeluarkan tumornya.

“Kesembuhan adikmu sungguh mukjizat. Ibu tidak tahu berapa uang yang harus dikeluarkan untuk operasi tumor ini?”

Anne tersenyum, dan berkata dalam hati

“Biaya operasi ini Rp. 15.000 ditambah cinta seorang kakak pada kehidupan adiknya.”

No comments: