Makan Malam Bersama Ibu
Saat merayakan ulang tahun perkawinan kami ke 25 tahun, Aku mengajak istriku Agnes ke sebuah restoran sederhana.
Saat sampai di rumah Agnes berkata kepada saya,
“Andy, engkau sangat mengasihiku. Namun ada perempuan lain yang juga sangat mengasihimu. Sisihkan waktu untuk makan malam seperti ini dengan ibumu.”
Ibu telah hidup menjanda selama kurang lebih 20 tahun. Kesibukanku dengan keluarga membuatku jarang mengunjunginya.
“Bu, aku ingin mengajak ibu keluar makan malam.”
“Baiklah.”
Malam Minggu itu aku menjemputnya di rumah.
“Teman-teman ibu sangat berkesan saat mendengar engkau mengundangku makan berdua.”
Kami pergi ke sebuah restoran sederhana namun elegan. Setelah mempersilakan ia duduk, aku mengambil menu makanan. Penglihatan ibu tak mampu lagi membaca tulisan kecil.
“Ibu biasanya membaca menu saat engkau masih anak-anak,” ujar ibu.
Kami berbincang-bincang akrab saat makan hingga restoran tutup.
Saat aku mengantar ibu pulang, ibu berkata kepadaku.
“Ibu akan berharap sekali makan bersama denganmu jika engkau mempersilakan aku mengundangmu.”
”Silakan, Bu,” jawabku sambil memeluknya erat-erat.
Beberapa hari kemudian, ibuku meninggal karena serangan jantung mendadak.
Beberapa waktu kemudian, aku menerima amplop berisi nota restoran dari tempat aku dan ibuku makan malam.
“Ibu membayar tagihan restoran ini sebelumnya. Ibu tidak yakin bahwa ibu dapat berada di restoran itu. Ibu telah memesan dua porsi makanan, satu untuk engkau dan satu untuk isterimu terkasih. Undangan makan malam darimu sangat berarti bagi ku. Aku sungguh mengasihimu, anakku.”
http://www.morn1ngdew.com/weblog/wp-content/uploads/2006/07/IMG_0119.JPG
No comments:
Post a Comment