Saya pernah tinggal di sebuah komunitas baru. Kami memiliki kebiasaan makan bersama. Suatu ketika saya mengambil tempat duduk di sudut. Seorang sahabat yang lebih senior berkata setengah berbisik kepada saya,
"Hati-hati lho. Tempat duduk itu ada namanya. Ia selalu duduk di tempat itu."
"Begitu yach?"
"Kalau kita beranjak lansia, kita baru menyadarinya. Kita cenderung memilih kemapanan."
Detik-detik terakhir ia menyampaikan pendapatnya, seorang sahabat senior berjalan penuh wibawa menuju tempat makan.
Saya tidak sempat pindah duduk. Ia mendekati tempat duduk saya.
"Maaf, tempat duduk ini milik saya. Silakan Anda bergeser ke tempat lain."
Ia langsung menarik kursi ke pantatnya sebelum saya sepenuhnya meninggalkan kursi itu.
Para sahabat lain diam-diam tersenyum menyaksikan pergantian tempat duduk makan itu.
Sahabat di samping saya berbisik sangat lirih
"Orang tua cenderung sulit mengubah pola kehidupannya. Kemapanan memberikan kepastian."
Saya mengangguk pelan sambil mengambil garpu di samping kiri piring. Namun tangan saya tak menyentuh apa pun. Pegawai dapur lupa menaruh garpu.
"Hidupku pun cenderung sudah berpola meski belum menginjak lansia," kata saya sambil tersenyum dalam hati.
Kuasa Kata: Menyapa
Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.
Mutiara Andalas, S.J.
Friday, June 27, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment