
1 Persen Cinta
Minggu lalu saya menghadiri perayaan perkawinan sahabat. Ia membagikan kisah cintanya.
“Saya hanya memiliki 1 persen cinta saat berjumpa pertama kalinya dengannya,” kata sahabat saya.
“Di mata saya ia cowok keras kepala dan berpendirian seperti batu. Saya bahkan berjanji untuk mendoakan cewek yang mau mengikat hidup dengannya. Hanya cewek bodoh yang mau membina perkawinan untuk menderita,” lanjutnya.
“Setiap kali berjumpa dengannya kami lebih sering bertengkar daripada bercengkerama. Kami bahkan bertengkar untuk perkara-perkara kecil,” aku cowoknya terus terang.
“Orang tua masing-masing berusaha sekuat tenaga memisahkan kami. Mereka tak menghendaki anaknya menderita kelak kemudian hari dalam perkawinan,” lanjutnya.
“Jika demikian, mengapa kalian hari ini dapat melangkah bersama ke pelaminan perkawinan?”
“Jangan pernah menyepelekan cinta yang 1 persen. Cinta 100 persen terhadap pasangan senantiasa mulai dengan 1 persen,” jawab mereka sambil memegang tangan pasangannya.
Minggu lalu saya menghadiri perayaan perkawinan sahabat. Ia membagikan kisah cintanya.
“Saya hanya memiliki 1 persen cinta saat berjumpa pertama kalinya dengannya,” kata sahabat saya.
“Di mata saya ia cowok keras kepala dan berpendirian seperti batu. Saya bahkan berjanji untuk mendoakan cewek yang mau mengikat hidup dengannya. Hanya cewek bodoh yang mau membina perkawinan untuk menderita,” lanjutnya.
“Setiap kali berjumpa dengannya kami lebih sering bertengkar daripada bercengkerama. Kami bahkan bertengkar untuk perkara-perkara kecil,” aku cowoknya terus terang.
“Orang tua masing-masing berusaha sekuat tenaga memisahkan kami. Mereka tak menghendaki anaknya menderita kelak kemudian hari dalam perkawinan,” lanjutnya.
“Jika demikian, mengapa kalian hari ini dapat melangkah bersama ke pelaminan perkawinan?”
“Jangan pernah menyepelekan cinta yang 1 persen. Cinta 100 persen terhadap pasangan senantiasa mulai dengan 1 persen,” jawab mereka sambil memegang tangan pasangannya.
No comments:
Post a Comment