Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Monday, August 25, 2008

Saat Ini

Saat Ini

Setelah lima tahun menjalani masa perawatan, Aya Ikeuchi menulis dalam catatan hariannya.

“Aku sejujurnya sangat ketakutan. Satu demi satu diambil dari kehidupanku. Air mataku selalu jatuh setiap kali memandang masa lalu dan menerawang masa depan. Aku ingin belajar dari bunga yang senantiasa mekar untuk saat ini. ”

Ayah Asou-kun berbagi pengalaman tentang anak sulungnya yang meninggal dunia karena kecelakaan kepada ibunya Aya.

“Hargailah setiap saat kehidupan Aya bersama kalian.”

Suatu ketika Aya menerima sepucuk surat dari seorang pembaca catatan hariannya.

“Sahabat Aya, aku menderita penyakit sepertimu. Aku pernah berpikir kematian barangkali akan mengakhiri penderitaanku. Catatan harianmu menyadarkan aku untuk menatap hidup saat ini dengan kepala tegak.”

Orang tuanya berkata dengan terbata-bata kepada ketiga adik Aya sebelum kunjungan Aya untuk perayaan Natal.

“Kunjungan Aya barangkali akan menjadi kepulangan terakhirnya di rumah ini.”

“Kami akan menyambut kepulangannya dengan bahagia. Aya, kakak kami, selalu tinggal di rumah ini bersama kita,” kata adik-adiknya.

Saat berfoto dengan orang tua dan adik-adiknya, Aya meletakkan jarinya di hatinya.

“Aku mendengar detak kehidupan.”

No comments: