
Bantuan
Di sebuah siang yang panas saya keluar sebentar untuk cari angin. Saya meninggalkan sejenak tumpukan proposal kegiatan yang membutuhkan tanda tangan persetujuan saya. Seorang mahasiswi di kelas kuliah nampak sudah duduk lama di luar kantor sambil membaca buku dari perpustakaan kami. Ia hampir separuh jalan membaca buku.
“Natalia sudah lama menunggu saya?”
“Romo ada waktu sebentar untuk saya?”
Natalia selalu duduk di urutan paling depan saat mengambil kuliah saya. Tugas-tugas kelasnya selalu mendapat nilai bagus. Ia sering juga mampir ke kantor saya untuk menyapa saya. “Hari ini parasmu mendung, Natalia,” kata saya membuka pembicaraan.
Ia membuka senyumnya kepada saya.
“Apakah romo akan marah dan kecewa seperti orang-orang terdekat saya jika saya membuka persoalan saya?”
Saya menutup pintu kantor dan menelepon sekretaris untuk mengosongkan jadual rutin saya.
“Saya kalut sekali. Saya sudah terlambat menstruasi selam tiga bulan. Pemeriksaan medis menyatakan positif kehamilan,” akunya dengan kata terputus air mata.
“Apa yang dapat saya bantu, Natalia?”
Air matanya bercucuran.
“Romo pribadi pertama yang menawarkan bantuan. Orang-orang terdekat saya langsung mengungkapkan kekecewaan dan kemarahan begitu saya selesai dengan kisah saya.”
No comments:
Post a Comment