Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Thursday, September 11, 2008

Kamu Lapar?


Kamu Lapar?


Suatu malam saya menunggu kereta api dari arah San Fransisco menuju Berkeley. Tempat tunggu kotor oleh ceceran makanan dan minuman, serta kardus makanan dan gelas minuman.

Saya meletakkan buku bacaan dan membersihkan sampah di sekitar saya. Saya gagal menemukan tempat sampah.

“Saya akan membuangnya di Berkeley kalau begitu.”

Kira-kira lima menit sebelum jam keberangkatan kereta, seorang perempuan muda mengambil tempat duduk di sebelah saya.

Ia melihat saya mengemasi kardus makanan dan gelas minuman ke dalam plastik.

Ia memandang saya sambil tersenyum manis. Ia kemudian membuka tas kertas berisi makanan dan menyodorkannya kepada saya.

“Kamu lapar? Enak kok. Saya tadi menyisihkannya di restoran karena porsinya terlalu banyak,” katanya penuh rasa iba.

Saya garuk-garuk kepala sebentar.

“Ia pasti mengira aku tunawisma yang mencari sisa-sisa makanan,” batin saya sambil menahan diri agar tidak kelepasan tersenyum menanggapi tawarannya.

“Ambillah,” katanya sambil mengajak saya berkenalan.

Saat kereta tiba di Berkeley, saya membuang sampah dan memberikan makanan kepada seorang pengemis yang menghiba belas kasihan pejalan kaki.

No comments: