
Memberi
Suatu ketika saya dengan dua orang teman mencari makan siang. Kami bertanya ke beberapa warung makan menanyakan menu dan harga makanan.
Setelah berkeliling agak lama, kami akhirnya memutuskan untuk makan di warung tenda di pinggir jalan.
Sambil menunggu datangnya makanan, kami ngobrol.
“Hidup di ibukota mahal. Aku harus menghemat segala hal,” kata seorang sahabat membuka pembicaraan.
“Kami baru bisa mengontrak rumah malahan. Saya dan istri bekerja untuk menutup pengeluaran hidup keluarga,” kata sahabat yang lain.
Beberapa kali pembicaraan tersela oleh kehadiran beberapa pengemis yang meminta sedekah kepada kami. Seorang sahabat selalu merogoh sakunya dan memberikan uang kepada mereka.
Tindakannya mencuri perhatian sahabat lainnya.
“Engkau membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupmu. Mengapa engkau masih mengeluarkan uang untuk para pengemis itu?”
“Kalau menunggu sampai hidup kita sendiri berkecukupan, bahkan berkelimpahan, tangan kita barangkali tak pernah terulur kepada mereka yang berkekurangan.”
“Saya belajar untuk senantiasa membantu yang berkekurangan betapa pun terbatasnya sumbangan kita,” imbuh saya.
No comments:
Post a Comment