Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Saturday, October 18, 2008

Doa sebagai Pelita

Doa sebagai Pelita

Saya seorang ayah dari empat anak yang mulai beranjak dewasa. Saya mulai kewalahan menghadapi pertanyaan-pertanyaan mereka sekitar iman.
Tadi malam Andre, anak sulung, mengetuk kamar dengan membawa sebuah pertanyaan.
“Mengapa kami harus berdoa kepada Tuhan? Mengapa kalian selalu mengajak kami untuk ke pergi ke gereja setiap akhir pekan?”
Saya menarik nafas panjang sambil mencari jawaban.
“Saya ingin papa dapat memberikan jawabannya esok hari sebelum pergi ke gereja,” kata Andre sambil mengucapkan selamat tidur.
Malamnya saya mengajak istri untuk mencari jawaban atas pertanyaan Andre. Kami berjaga sampai pagi namun belum juga menemukan jawaban memuaskan.
Saat hendak meletakkan kepala sejenak, saya terhenyak suara berisik dari kamar Andre.
“Maaf, saya ingin bermain sepakbola dengan beberapa teman sekolah pagi ini. Namun saya lupa menyimpan bola,” kata Andre dari kamar yang hanya bersinarkan lampu duduk.
“Mari, papa bantu.”
Saya lalu menyalakan saklar lampu kamarnya. Tangan Andre menunjuk bola di sudut atas almari pakaiannya.
“Doa itu seperti pelita yang bernyala. Tanpa doa, Tuhan yang dekat sekalipun sering sulit ditemukan. Doa membantu kita untuk selalu menemukan Tuhan.”

No comments: