
sumber dokumentasi:
http://images.inmagine.com/img/photodisc/pdrb148/pdrb148045.jpg
Pelukan Papa
Setelah memimpin perayaan ekaristi, saya memberi salam kepada umat di pintu gereja. Diantara umat yang berbaris rapi, saya melihat seorang anak kecil yang nampak kurang sabar menanti antrean.
Saat menyalami saya, ia menggenggam tangan saya lama sekali. Ia seolah tak ingin melepaskan tangan saya.
“Siapa nama kamu?”
“Andrea, Romo.”
Saya kemudian menumpangkan tangan ke pundaknya, dan menyalami umat lain. Setiap kali ada kesempatan sebentar, anak itu kembali menggenggam tangan saya.
Ia berada di samping saya hingga umat terakhir. Seorang perempuan yang kemungkinan besar mamanya menanti sabar di kursi luar gereja.
Setelah acara bersalaman dengan umat selesai, anak itu berbisik kepada saya,
“Apakah saya boleh memeluk, Romo?”
Saya lalu membungkuk untuk meraih tubuhnya dalam pelukan. Ia memeluk saya lama sekali.
Mamanya lalu mendekati kami,
“Romonya butuh istirahat, Andrea. Besok minggu depan kita ketemu romo lagi.”
Andrea pelan-pelan melepaskan pelukannya.
“Andrea rindu pelukan papa.”
“Dimana papa Andrea ?”
“Ia meninggalkan mama dan Andrea tiga tahun silam.”
Saya meraih Andrea dalam pelukan dan memeluknya erat-erat.
3 comments:
Bless your heart, Romo...
Semoga Tuhan selalu menghadirkan pribadi-pribadi yg tepat dalam hidup Andrea saat dia membutuhkan pelukan kasih seorang papa...
aku bisa ikut ngerasain...
makasih semua atas komentarnya. Nanti akan saya masukin ke buku dech kalau udah ada jawaban positif dari editor.
Post a Comment