
Sumber:
http://eatingasia.typepad.com/photos/uncategorized/2008/03/12/bun_oc_4.jpg
Pemberian Terbaik
Akhir pekan ini kami sekeluarga mencoba restoran Vietnam yang kata beberapa teman menyediakan sup mie yang sangat lezat.
Kami harus antre di luar restoran dan antre lagi di dalam restoran.
“Berapa lama lagi kita harus menunggu?” protes kedua anaknya yang mulai kehilangan kesabaran karena kelambanan pelayan.
Saat sup mie tersedia di meja, anak-anak hanya mengaduk-aduk saja, lalu mencicipi sedikit. Saya mencoba membujuk mereka,
“Sup mienya terbaik dibandingkan restoran lain? Kita tidak rugi sampai harus antre.”
Saya memanggil pelayan untuk membungkus sup mie karena anak-anak telah kehilangan selera makan. Mereka juga nampak setengah hati membawa pulang sisa makanannya.
Saat keluar restoran, saya melihat seorang perempuan lansia menadahkan mangkuk kecil. Saya memasukkan uang untuk satu mangkuk sup mie.
“Mami sia-sia saja memberi dia uang. Ia esok hari tetap akan menjadi pengemis,” kata anak lelaki sulungnya.
“Ia barangkali akan makan sup mie seperti kita hari ini, tetapi ia akan kelaparan besok,” kata puteri bungsunya.
“Pemberian kita barangkali tidak akan banyak mengubah kehidupannya. Namun kita harus tetap memberikan yang terbaik. Hari ini kita antre untuk semangkuk sup mie. Ia setiap hari antre dengan mangkuk di tangan untuk hidup.”
No comments:
Post a Comment