
Sehari Saja
Sumber dokumentasi:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3d/
Wedding_rings.jpg/800px-Wedding_rings.jpg
Dalam perjalanan dengan kereta menuju upacara pernikahan, saya membaca buku untuk mencari inspirasi kotbah untuk pasangan nikah.
Di sebuah stasiun sepasang lansia duduk di depan saya. Setelah beberapa saat saya baru menyadari bahwa kami mengenakan pakaian resmi serupa.
“Anda pergi ke perayaan pernikahan juga?
“Ah, enggak. Kami sedang merayakan usia pernikahan kami yang setengah abad,” kata kakek sambil memegangi cincin di jari manis istrinya.
Saya menutup halaman buku.
“Hidup perkawinan pada tahun-tahun awal seringkali nampak bertumpuk kekurangan. Kita ingin menyenangkan orang tua, mertua, dan pasangan hidup. Kita kemudian kecewa karena gagal memenuhi semuanya,” kata nenek.
“Tuhan mengaruniakan kebahagiaan tak ternilai sejak saat pernikahan dengan pribadi istimewa di sisi kita.”
“Tetapi kasih pasangan seringkali cacat dan terbatas,” desak saya.
Keduanya melihat satu sama lain sejenak.
“Jangan pernah bertengkar dengan pasangan lebih dari sehari.”
Saya hampir melonjak dari tempat duduk dengan kata-katanya.
“Kata senada diungkapkan pasangan yang hendak saya hadiri pernikahannya.”
6 comments:
Saya setuju, Romo. Kalo lebih dari sehari, nanti rumah bukannya jadi "Home Sweet Home", tapi jadi "Hell Home", hehehe...
Trus repotnya nanti kantor dijadiin "Home Sweet Home" yg baru.
Hell Home? Ada ya?
Ini kotbah untuk pasangan nikah akhir pekan ini.
Saya kurang tahu apakah istilah itu umum dipakai atau enggak. Saya mendengar istilah itu dari seorang teman yg mengalami masalah rumah tangga. Syukur, sekarang rumahnya sudah kembali jadi "Home Sweet Home". :-)
Sebaiknya kalau ada masalah diselesaikan dan dibicarakan sebelum tidur, masalah hari ini cukup untuk hari ini saja. Kalau berbuat salah ya minta maaf sehingga bisa selesai dan keesokan harinya, dimulai dengan hari yang baru dan senyum yang hm...hm.....
Great advice!Nanti saya teruskan messagenya ke pasangan-pasangan yang lagi berantem.
Saya setuju dg lk. Wah, pasti rumah tangga lk mesra dan asri selalu.
Sekedar ingin share resep rumah tangga kami Romo. Kami berdua berprinsip: "Suatu pertengkaran terjadi karena kesalahan kedua belah pihak."
Kalau salah satu "menampar pipi kiri" pasangannya, tapi pihak satunya "memberikan pipi kanannya", pertengkaran tidak akan terjadi.
Penghalang utama dalam menerapkan prinsip itu adalah "kengototan" untuk menentukan siapa yg benar dan siapa yg salah, siapa yg mulai duluan, dsb.
Semoga boleh berguna...
Post a Comment