Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Saturday, November 1, 2008

Doa Andrea


Doa Andrea


Akhir pekan ini sebuah keluarga mengundang saya makan malam di restoran.

Sesampainya di restoran, saya duduk di samping puteri mereka.

“Nama kamu siapa?”

“Andrea, Romo.”

“Bagaimana sekolah hari ini?”

“Saya absen sekolah seminggu terakhir. Badan Andrea demam tinggi.”

Percakapan terputus karena suami istri menanyakan menu pesanan kami.

Andrea dan saya memilih menu yang sama.

Kami mengawali santap malam dengan doa.

Suami isteri saling tunjuk saat saya meminta salah satu dari mereka memimpin doa.

“Andrea mau memimpin doa?”

Ia menggangguk.

“Kalau berhenti di tengah jalan, Romo bantu lanjutin ya.”

“Tentu,” kata saya sambil mengusap rambutnya.

Mulutnya berkomat-kamit namun belum ada satu kata pun keluar.

“Bapa di surga, berkati makanan ini. Berkati juga papa dan mama. Andrea ingin papa dan mama bisa duduk bersama seperti malam ini di rumah.”

Katanya mulai terputus-putus.

“Andrea takut sekali ketika mereka setiap hari bertengkar. Andrea takut kehilangan papa dan mama sampai jatuh sakit.“

Mulutnya bergerak-gerak, namun justru air mata yang keluar.

“Amin,“ kata saya mengakhiri doa.

No comments: