
Second Thought
Sore ini saya berencana beli jaket jeans di sebuah mal yang terkenal memberi harga miring kepada konsumennya. Sesaat saya menengok isi dompet. Beberapa menit kemudian kereta belanjaan saya sudah terisi dengan celana panjang, t-shirt, sepatu, dan kaca mata penangkal sinar matahari.
“Mungkin beli jaketnya lain waktu saja,” gumam saya.
Saat berdiri di antrean panjang menuju kasir, saya memperhatikan perilaku pembeli lain. Mal meletakkan barang-barang menarik di sekitar rute antrean menuju kasir. Sebagian pengunjung menggunakan saat-saat terakhir untuk memasukkan barang-barang itu ke keranjang mereka.
Sebagian pengunjung melakukan kebalikannya. Saya melihat tumpukan barang yang urung dibeli saat mereka antre menuju kasir.
“Apa yang hendak saya beli hari ini,” pertanyaan itu menyentak seperti aliran listrik.
Tangan saya mengeluarkan satu per satu barang dari keranjang.
“Saya membeli banyak barang yang kurang mendesak.“
Di rumah saya memiliki ruangan yang penuh barang yang sebenarnya kurang dibutuhkan.
Saya membalik haluan kereta belanjaan menuju gerai jaket jeans.
“Semoga kemenangan kecil ini berlanjut,“ gumam saya di antrean paling belakang.
No comments:
Post a Comment