
http://farm1.static.flickr.com/6/6027097_950bb5e837_m.jpg
Ember Pengampunan
Petrus menarik nafas panjang. Di tempat lain Felicia melakukan hal yang sama.
Pagi ini keduanya bertengkar lagi. Alicia, bayi pertama, menangis kehausan. Saat Petrus memberikan minum susu botol, Alicia tersedak dan menangis keras.
“Kamu harusnya menenangkan Alicia, bukan menambah keras tangisnya,” kata Felicia ketus sambil merebut bayi dari pelukan suaminya.
Petrus membanting cangkir berisi kopi di sampingnya ke lantai.
“Entahlah beberapa waktu terakhir ini kami semakin mudah bertengkar hanya karena perkara-perkara sepele,” kata Petrus kepada sahabat perempuannya.
“Kami semakin sulit mendengarkan satu sama lain,” ujar Felicia kepada sahabat lelakinya.
“Apa yang harus segera kuperbuat?” tanya Felicia dan Petrus kepada sahabat masing-masing.
Begitu sampai di rumah, Petrus mengisi dua ember air dengan air. Ia lalu mencari lap bersih dan menaruh di bahunya.
Saat masuk ke kamar tidur, Petrus melihat Felicia berlutut di lantai dengan dua ember air bersih.
Felicia menggulung celana panjang suaminya. Ia mencelupkan kedua kaki suaminya ke ember, membersihkannya, dan mengeringkan dengan rambutnya. Petrus mendahului bicara,
“Papa mohon ampun pada mama.”
Alicia tersenyum di atas tempat tidur.
No comments:
Post a Comment