Jalan Pintas
Pada sebuah akhir pekan Yohanes, seorang eksekutif muda, mengunjungi seorang guru rohani.
Setelah memarkir kendaraannya, ia menyusuri jalan setapak yang menghantarnya kepada guru rohani. Seorang perempuan paruh baya menyapanya lembut, lalu mempersilakannya duduk.
“Saya mencari Tuhan.”
“Bagaimana Saudara selama ini mencari Tuhan?”
“Sebagian besar waktu tersita untuk memikirkan pekerjaan.”
Guru perempuan mendengarkan kisah tamunya dengan seksama.
“Sisihkan sisa waktumu bagi Tuhan.”
“Maksud Guru?”
“Berdoalah.”
“Berdoa? Ia jalan terpanjang berjumpa dengan Tuhan.”
Guru perempuan menganggukkan kepalanya.
“Beri saya jalan pintas menuju Tuhan,” desak Yohanes.
“Ikutilah jalan itu. Engkau akan menemukan Tuhan di sana,” ujar guru perempuan sambil mempersilakan Yohanes untuk menyusuri jalan.
Beberapa saat kemudian Yohanes kembali dengan muka masam.
“Aku hanya berjumpa penderita kusta, lumpuh, buta, dan gelandangan.”
“Jalan terpendek berjumpa dengan Tuhan adalah menjumpai pribadi-pribadi yang dikasihi-Nya itu.”
5 comments:
Dengan hati yg penuh cinta kita 'memberi' kepada saudara2 yg ada di sekeliling kita.. yg keras kepala,membuat kita jengkel,tidak menyukai kita,iri dan dendam! Mampukah kita melalui jalan ini, bertemu dg mereka utk bertemu dg Tuhan?
Terima kasih atas extended version of the story.
Irwan : itulah dilemmanya manusia, mau mencari yang besar. Yang kecil-kecil dihadapan kita sesama manusia, terkadang tidak ada rasa cinta itu. bahkan terkadang membenci diri sendiri - padahal Tuhan juga ada dalam tiap individu.
Great response, Irwan. I agree absolutely with you.
Jalan terpendek tetapi bukan jalan termudah untuk dilalui...
Post a Comment