
Dalam kasus kematian Munir,
rezim kekerasan tak sekedar mengakhiri secara paksa
kehidupan korban yang dibelanya,
tetapi juga pembela korbannya.
Mutiara Andalas, S.J.
Fides Quarens Intellectum, Fides Quarens Liberationem. Teolog kemanusiaan memadukan kecerdasan iman dan praksis liberatif. Ia terlibat terlibat dalam dialog kontemporer teologi dengan studi-studi kemanusiaan untuk humanisasi sejarah. Teolog yang bersekutu dengan penguasa sejarah menyembah illah kematian. Teolog yang memeluk Allah kehidupan membela korban sejarah. Blog ini juga menampilkan kisah-kisah kemanusiaan-iman inspiratif untuk memperkaya kehidupan kemanusiaan-iman kita.
Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.
Mutiara Andalas, S.J.
Pendidikan itu suci. Ia memiliki kuasa sakramental dalam rahimnya.Ia mampu menyentuh sisi terdalam kehidupan manusia dan mentransformasikannya. Dosa terbesar dari institusi pendidikan adalah mengaborsi kesucian dari rahim pendidikan.
Tebar pesona lahir dari eros politik,
sedangkan solidaritas
lahir dari spiritualitas politik.
Tebar pesona
untuk popularitas politikus,
sedangkan solidaritas
untuk kepentingan politik populis.
Subyek tebar pesona
adalah politikus,
sedangkan subyek sejati solidaritas
adalah masyarakat korban.
Pilatus dan
para pemimpin agama
memilih eros politik,
sedangkan Yesus
memilih etos solidaritas.
Mutiara Andalas, KOMPAS, 5 April 2007
Mutiara Andalas, KOMPAS, 30 Desember 2004
2 comments:
Almarhum Munir berusaha mengungkap kedok kekerasan politik maka ia hrs juga disingkirkan (menurut para pemegang kekuasaan). Tapi apkh para pemegang kekuasaan itu mau melumuri tangan mereka dengan darah? Dugaanku, mereka pasti tidak mau. Mereka memakai tangan orang lain (bisa politikus, bisa agamawan).
Apakah Padre Andalas juga mengamati dalam kekerasan politik selalu ada politik kambing hitam?
Andre,
Rm. Sindhunata lebih jago karena udah nerbitin buku Politik Kambing Hitam berdasarkan teori Rene Girard.
Rezim kekerasan di satu pihak ingin meninggalkan jejak dirinya pada tubuh korban dan di sisi lain ingin menghapus jejak dirinya dari tubuh korban. Penghilangan paksa kemudian penampilan tubuh korban di ruang publik, seperti di East Timor dan Aceh, saya mengerti dalam bingkai ini.
Saya sepakat dengan Andre. Rezim Kekerasan seringkali meminjam tangan untuk mengambil kehidupan target korbannya.
Post a Comment