Kado Natalia
Saya duduk di kamar sibuk membuka kado ultah dari sahabat dekat.
Saya dikejutkan dengan dering telpon genggam.
“Selamat Ultah. Romo udah buka kado saya?”
“Natalia ya?”
“Kok langsung tahu sich? Padahal Natalia baru mau minta Romo nebak suara saya.“
“Sebentar ya.”
Natalia duduk di taman kanak-kanak. Ia paling sering pergi ke gereja dengan mamanya. Ia anak penuh bakat terutama melukis.
“Lukisan saya bagus?“
Ia pernah meminta foto bersama saya di depan gereja. Ia memeluk saya di foto.
“Bagus sekali.”
“Saya sering mendapat juara melukis. Tapi saya selalu kesulitan melukis laki-laki. Saya bisa melukis bagus sekali kalau Natalia dekat dengan pribadi itu.”
“Natalia suka melukis apa saja?”
“Natalia paling suka melukis mama. Ia sayang sekali dengan Natalia.”
“Pernah melukis papa?”
Percakapan terselingi keheningan.
“Belum pernah.”
Terdengar isak kecil di seberang telpon.
“Papa tinggal bersama mama dan Natalia. Tapi papa jauh dari mama. Papa juga jauh dari Natalia.”
Percakapan terselingi isak tangis. Kali ini Natalia mendengar isakan saya.
12 comments:
duh... jadi ikut sedih.
Apakah ada yang merisau hati Romo? kok belakangan ini cerita/renungannya melankolis sekali? Saya jadi ikut prihatin.
Pak Dokter Andre,
kapan menulis buku tentang menangis... kalau udah nulis buku tidur ya... Makasih mau baca renungan pendek saya.
Dear Lieke,
winter... jadi temanya melankolis...
Another touching story...
Putri saya juga suka sekali menggambar dan hanya bisa gambar sosok perempuan. Suka menggambar saya. Dalam gambarnya saya selalu berambut panjang dengan matching outfit dan wajah tersenyum. This story reminds me of her. Love you so much, Kayvee!
Dear Jenny,
a sweet kid touched me first. I hope to see her again.
Dear Anonymous,
terima kasih ya. Anak-anak biasanya mengingat pribadi yang mengesankan baginya. Berbahagialah kamu kalau puterimu memandang kamu sebagai Ibu yang loving padanya. It is engraved in her heart.
Kayaknya renungan2nya bisa dibukukan , saingan dengan Anthony D Mello....
Dear Agustini Utari,
segera dech.... satu naskah buku sedang diedit sebuah penerbitan
yang terakhir-terakhir memang rencananya saya tawarin juga... edisi Facebook :)
Wah, cocok juga... Chicken Soup for the soul...facebook edition...
kalau di indonesia... sayur bayam atau gudheg for the soul...
Kira2 begini : "semangkuk sayur bening buat kebeningan jiwa "..
mungkin tanya rm. mintara aja dia pinter buat puisi...
Post a Comment