Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Friday, June 19, 2009

Lukisan Rembrandt


Lukisan Rembrandt

Saat berkunjung ke galeri Dresden, lukisan Rembrandt memaku Andi tepat di depannya.

“Rembrandt duduk di kursi mewah dengan mengenakan kostum bangsawan. Tangan kanan terangkat dengan segelas anggur sementara tangan kirinya melingkar di pinggang isterinya. Saskia mengenakan berlian berharga. Rembrandt tersenyum bahagia. Senyum terlukis pula pada paras Saskia.“

“Kebahagiaan Rembrandt kentara sekali dari goresan warna pada kanvas,“ ujar Andrea, sahabatnya, yang mendalami karya Rembrandt.

Andi maju selangkah lebih dekat ke lukisan.

“Saya perlu waktu untuk mengungkapkan emosi kehidupan ke kanvas,“ aku Rembrandt.

Keterserakan dan kedukaan hidup Rembrant tersingkap di belakang kanvas.

“Empat anak lahir dari perkawinan. Meskipun kematian dini merajalela, kematian tiga anak kami merupakan tragedi. Saskia juga meninggal dunia saat Titus, anak kami yang bertahan hidup, berusia 9 bulan.“

“Sebagian orang menolak karya lukisanku tentang Saskia setelah wafatnya karena terlalu gelap goresannya pada kanvas.“

Andi melihat dirinya dalam lukisan Rembrandt.

“Bingkailah saat-saat kebahagiannmu dan lakukan juga dengan saat-saat pergumulanmu.”

Lukisan membisikkan pesan Rembrandt pada telinganya.

No comments: