Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Friday, June 26, 2009

Serba Kurang


Ruang kuliah religiositas tinggal menunggu bel usai. Saat Andi merapikan buku-bukunya, seorang mahasiswi ragu-ragu mengacungkan telunjuknya.
"Apakah Tuhan juga suka membanding-bandingkan ciptaan-Nya?"
Bel akhir kuliah berdering. Semua memilih tinggal di tempat. Sebagian bahkan mengambil tempat duduk di depan dan berbagi kursi dengan rekannya. Beberapa mahasiswa yang sempat mempermainkan alat tulis duduk seperti patung.
Andi berjalan mendekati penanya dan mencoba menangkap kisah di matanya.
"Andrea serba kurang di mata papa dan mama," katanya dengan bibir gemetar diikuti paras tertunduk.
Andi mendengar nafas panjang rekan-rekannya bagaikan sebuah paduan suara.
"Kisah Andrea cerita hidup kami pula."
"Apakah orang tua mungkin mengasihi tanpa embel-embel kata 'kurang' dan 'lebih' dari yang lain?" lanjut Andrea.
"Saya hampir gagal lahir di dunia."
Butir-butir air mata mengintip di pelupuk Andi.
"Orang tua mengharapkan bayi sempurna," lanjut Andi berseling dengan isakan.
"Bagaimana Bapak dapat hidup hingga sejauh ini?" tanya Andrea.
"Kekurangan di mata orang tua bukan kekurangan di mata nenek. Ia nenek sekaligus orang tuaku."

No comments: